Wednesday, September 9, 2015

Grow

“What one thing should I focus on that would help me grow my career?”To which I usually answer — “just keep making stuff.
Which usually begs the follow up question — “okay, but make what, and how?”
From those three articles, i think the big picture is about grow.
Industrial designer became Apple's greatest product, so, the object being processed was the human, right?
Become a google designer by working in office/studio that let you/nurture you to grow
Keep making stuff to grow...

Grow.

How great do you wanna be?

Friday, July 10, 2015

Makan di Bamboo Dimsum

Makan dimsum kaya triplets. Yang dimakan lebih banyak daripada ini sih.

Setelah minggu lalu kepingin dimsum tapi belum kesampaian akhirnya kemarin saya jadi makan dimsum. Tempat makan dimsum yang dikunjungi adalah Bamboo Dimsum yang lokasinya di Jl. Karangsari Bandung (kalau mau lihat di peta). Sistem disini all you can eat dengan harga Rp53.000/orang. Pelayannya datengin tiap meja sambil bawa dimsum per batch-nya. 

Di sini ada empat batch dimsum: steam, fried, dimsum kuah, dan bakpau. Waktu pelayannya datengin meja sambil nawarin dimsum, kita bisa milih dimsum apa aja yang mau dimakan dan aturan di sini kalau ga habis bakal kena charge Rp10,000/piece. Meskipun dikasih kesempatan milih, tapi akhirnya saya dan teman saya malah nyobain semuanya haha dan alhamdulillah habis. Terus setelah habis 4 batch itu, minta dibawain lagi dimsum-dimsum yang steam karena lebih suka yang steam daripada yang lainnya. Buat minumannya ada free teh panas. Selain teh panas, ada juga bubur yang boleh diambil sesukanya dan gratis, tapi kita ga sempet nyobain sih haha. Kapan-kapan ke sini lagi deh (habisnya ga tau mana lagi tempat di Bandung yang nyediain dimsum yang jenisnya sebanyak ini :3)

Oke, sekian cerita kali ini. 
Terima kasih sudah membaca :D

Bandung, 7 Juli 2015/

Thursday, July 2, 2015

Bandung Events #1: Kampoeng Jazz, Pizza Data, CodeMeetUp()

One of many reasons why I loved Bandung is it has many events, particularly the community based events. From craft classes until IT discussion can be found in this lovely city. Well, i know i am a true introvert and those events are filled with many strangers (at first). Room full of strangers is kind of scary for introvert, you know~ I was afraid in my first time to attends such events. Luckily, i am not alone since i went there with a friend. Though I overcame my fear of coming to those events, i still could not be the person who start the conversation first.
Here are some photos of events i attended this year (until today). Most of them where taken from the events' websites.
Pizza Data
For the article, datanesia's website. There's my face in the photo but i wasn't prepared so, I am not posting the photo here haha.
Here's the 2nd time I came to Pizza Data. It was yesterday and since it's Ramadan fasting month, my team and I used this opportunity for breakfasting together sok-sokan bukber deh. If you asked if there's pizza? the answer is yes and its free and you can have two or more slices (if there're not many people attending hehe) :D
Pizza Data Bandung
Taken from kak Pandu's facebook post
Kampoeng Jazz 2015
next is photo from Kampoeng Jazz 2015 event. I am not a person who would go to concert, but since Ka Eja from Accellera gave the tickets to us (my friends and I), so we went there. Basically, it was not a ticket, but invitation, so, we could enter the venue without queuing. Cool, isn't it? :))
I did not take any photos there, so i just posted the ticket :p
Kampoeng Jazz Invitation
codeMeetUP()

Code? me doing code? haha it's not sound that scary, I don't need to code in this event. This is an event held by ProcodeCG (visit their website here: https://procodecg.wordpress.com). Anyone from any backgrounds who has interest in IT can come to BCCF to hear the sharing & discussion since it's not always technical discussion. I have attended this event twice, the first was "Start Up Pitch Failures" whose speaker is my lecturer, Mr. Budi or Pak BR. The second time, the sharing topic was SEO (Search Engine Optimization).
Here are the photos
Start Up Pitch Failures
Yeah, i was the only girl there.... (source: procodecg.wordpress.com)
CodeMeetUp Bandung
Finally, not the only girl :p (source: procodecg.wordpress.com)
By attending these events, I overcame my fear of coming to events with many strangers hehe. I started to know about other people, what are they doing, how do they could doing their work with much passion. So cool & inspiring!
Ok, that's all for now, see you on the next post! :D  

Wednesday, July 1, 2015

Dream Big, Challenge Yourself

Haloo~

Pagi ini ga ada niatan buat nge-blog, tapi berawal dari pikiran-pikiran yang tiba-tiba muncul setelah subuh, lalu saya jadi nulis di jurnal, akhirnya saya jadi ga tidur lagi :") Masih bisa sih tidur jam7-8 sebelum berangkat KP hehe. Meskipun sekarang lagi musim kerja praktek, tapi saya bukan mau cerita tentang itu sih hehe.

Tulisan ini bermula dari pikiran-pikiran yang bermunculan pagi ini (dan dari sebelumnya juga sih, cuma sekarang udah terakumulasi dan jadi kepikiran cukup mendalam)
"Sekarang udah mau tingkat 4, tahun depan lulus (Amiin) terus mau ngapain? Udah punya plan apa?"
Lalu saya nulis-nulis, brainstorming sendiri bikin plan. Bikin pilihan-pilihan dan bikin list plus & minus dari tiap pilihan. Dan memang ya, kalau nulis pakai tangan (bukan ngetik) lebih memicu buat memunculkan kemungkinan-kemungkinan lain. 

Saya bikin plan buat di masa depan, tapi pikiran saya malah terbawa ke waktu yang udah lewat. Terus saya dapat artikel ini waktu lagi browsing


Willing to be scared but not scared off.

Jadi teringat waktu di IC, masa-masa olimpiade. Waktu itu saya punya mimpi biar bisa sampai OSN tingkat nasional, berhubung waktu SMP bisanya sampai tingkat provinsi. Menurut saya harusnya waktu SMA MAN saya bisa lebih baik dari waktu SMP, berarti lebih dari tingkat provinsi dong. Yaudah deh, saya pasang target OSN tingkat nasional. "Sampai nasional aja, ga dapet medali gapapa deh", harapan saya pas itu. Terus beneran ga dapet medali. Coba lebih ambis lagi yaa pas itu harapannya hehe. Meskipun begitu, buat saya waktu itu target buat sampai ke tingkat nasional udah termasuk dream big. Salah satu target besar saya waktu pertama-tama masuk IC.

Buat mencapai target itu, saya harus masuk KBS atau Klub Bidang Studi buat persiapan lomba-lomba. Saya masuk KBS Fisika. Kenapa? Sesederhana karena waktu SMP, bidang saya juga fisika hehe. Pas itu di KBS Fisika, timnya terdiri dari beberapa orang. Cowok semua sih kecuali saya. Pas itu saya udah coba ngajakin temen yang cewe juga, tapi pada ga lanjut. Tapi saya coba buat bertahan dan lihat hasilnya. Kalau katanya Sheryl Sandberg,
"Sit at the table". 
Lagian temen-temen di KBS ya temen seangkatan sendiri, bisa selow tapi tetep agak gimana gitu sih jadi cewe sendiri haha. Kalau saya lemah karena takut jadi cewek sendirian di bidang yang dikuasai oleh para pria, takut dipandang sebelah mata, takut karena saya belajar lebih lambat dari temen-temen di KBS, dsb, saya balikin lagi ke niatan ikut KBS: buat dapetin ilmu yang lebih advanced dari yang di kelas, buat menantang diri sendiri, buat ngebuktiin ke diri sendiri (dan mungkin orang lain). Memang harus maksa diri sendiri sih :))

Masa-masa lomba, saya ga hanya bersaing dengan peserta dari SMA lain, tapi juga sama teman-teman sendiri. Mana temen-temen saya pada jago-jago banget lagi! Tapi akhirnya, -- setelah melalui perjuangan dengan usaha keras, latihan ngerjain soal berjam-jam, dan mengorbankan izin reguler -- waktu itu saya bisa sampai ke OSN tingkat nasional, bidang Fisika. Waktu itu peserta bidang fisika yang cewek cuma ada 11 kalau ga salah dari 120an peserta (atau lebih) yang ada. Mungkin buat beberapa orang, OSN tingkat nasional biasa aja lah ya~ tapi buat saya lebih dari itu sih. Ada hal penting lain selain prestasi atau medali. Ketika sampai di tingkat nasional, saya jadi dapat pengalaman dan pembuktian buat diri sendiri. Pembuktian kalau mimpi itu bisa dikejar, pembuktian kalau ketakutan dalam mencapai mimpi itu memang ada dan bisa ditaklukkan, jangan malah menjauhkan kita dari mimpi, pembuktian akan kerja keras. Dengan punya pengalaman kaya gini juga membantu saya di masa sekarang ketika lagi membangun mimpi. 

What is your big dream?

Mimpi saya? Dari kecil mimpi saya punya satu istilah "Desainer". Dulu suka desain baju & rumah, sekarang tambah ke desain grafis, ke depannya entah apa lagi hehe. Makanya kalau ditanya mau jadi apa, jawabannya mau jadi desainer :) Emang ga nyambung-nyambung amat sih sama fisika, tapi kalau mau disambungin, ada hubungannya: sama-sama menggunakan kemampuan visual. Fisika kan banyak gambarnya. Desain juga harus corat-coret pakai gambar. Waktu itu saya juga pernah coba tes kemampuan saya dan yang ada di atas ternyata kemampuan visual hehe. Pernah juga tes psikologi waktu di IC, tes bakat minat kalau ga salah, terus hasilnya ada bidang Aesthetic atau bidang-bidang yang terkait dengan keindahan di top 3 bakat minat saya. Wah ini sepertinya malah jadi connecting the dots hehe :D

Ok, sudah mau jam 8 dan harus siap-siap KP

Bandung, 1 Juli 2015, pukul 7.48 pagi.

Ga sempat tidur lagi habis subuh karena ngeblog aja ternyata makan waktu sampai satu jam 

Friday, June 19, 2015

INTJ: Career

Postingan ini bakal cukup panjang dan tujuannya buat pengingat ke diri sendiri. Bagi yang berminat baca lebih banyak, bisa kunjungi sumber tulisan: www.16personalities.com . Selamat membaca :)


Professional competence is often the area in which INTJs shine most brilliantly. Their capacity for digesting difficult and complex theories and principles and converting them into clear and actionable ideas and strategies is unmatched by any other type. INTJs are able to filter out the noise of a situation, identifying the core thread that needs to be pulled in order to unravel others' messes so that they can be rewoven into something at once beautifully intricate and stunningly simple in its function.
The real challenge for INTJs is that in order for their innovative (and to less insightful individuals, seemingly counter-intuitive) ideas to be heard, they need to have a friendly ear to bend, and developing an amiable rapport with authority figures is not exactly in INTJs' list of core strengths. In their early careers, INTJs will often have to suffer through menial tasks and repeated rejections as they develop their abilities into a skillset that speaks for itself.
INTJs will often find ways to automate routine and mind-numbing tasks, and as they progress, their natural confidence, dedication, and creative intelligence will open the doors to the increased complexity and freedom they crave.

Where's My Drawing Board?

INTJs tend to prefer to work alone, or at most in small groups, where they can maximize their creativity and focus without repeated interruptions from questioning colleagues and meetings-happy supervisors. For this reason INTJs are unlikely to be found in strictly administrative roles or anything that requires constant dialogue and heavy teamwork. Rather, INTJs prefer more "lone wolf" positions as mechanical or software engineers, lawyers or freelance consultants, only accepting competent leadership that helps in these goals, and rejecting the authority of those who hold them back.
Their independent attitude and tireless demand for competence mean that INTJs absolutely loathe those who get ahead by seemingly less meritocratic means like social prowess and political connections. INTJs have exceptionally high standards, and if they view a colleague or supervisor as incompetent or ineffective, respect will be lost instantly and permanently. INTJs value personal initiative, determination, insight and dedication, and believe that everyone should complete their work to the highest possible standards – if a schmoozing shill breezes through without carrying their own weight, they may find INTJs' inventiveness and determination used in a whole new capacity as the winds turn against them.

Timid Men Prefer the Calm

As their careers progress further and their reputation grows, so will the complexity of INTJs' tasks and projects. INTJs demand progress and evolution, new challenges and theories, and they often accomplish this by pushing into more active strategic positions. While they don't care for the spotlight, INTJs do enjoy controlling their ideas, and will often expand into low-profile but influential roles as project managers, system engineers, marketing strategists, systems analysts, and military strategists.
But really, INTJs' vision, creativity, and competence in executing their plans make them viable in just about any career that requires them to think about what they're doing. While some careers, such as low-level sales and human resources, clearly do not play to their strengths, INTJs are able to build a niche into just about any institution, including their own, that they put their minds to.

INTJ IN THE WORKPLACE

Above all else, INTJs want to be able to tackle intellectually interesting work with minimal outside interference, no more, no less. Time-consuming management techniques like trust-building getaways, progress meetings, and drawn-out, sandwiched criticisms are only going to annoy INTJs – all they need, be they subordinate, colleague, or manager, is to meet their goals with the highest standard of technical excellence and to be surrounded by, if anyone at all, people who share those values.
On paper this makes them appear to be exemplary employees, and in many ways they are, but there are many types, especially those with a combination of the Observant (S) and Feeling (F) traits, who will find a work (or any other) relationship with INTJs extremely challenging. INTJs have a fairly strict code of conduct when it comes to their work, and if they see coworkers valuing social activities and "good enough" workmanship over absolute excellence, it will be a turbulent environment. For this reason, INTJs tend to prefer to work in tight, like-minded groups – a group of one, if necessary.

INTJ Subordinates

INTJs are independent people, and they quickly become frustrated if they find themselves pushed into tightly defined roles that limit their freedom. With the direction of a properly liberal manager, INTJs will establish themselves in a position of expertise, completing their work not with the ambition of managerial promotion, but for its own intrinsic merit. INTJs require and appreciate firm, logical managers who are able to direct efforts with competence, deliver criticism when necessary, and back up those decisions with sound reason.
Note that it is INTJs' expectations of their managers that are being defined here, and not the other way around, as with some other personality types. Titles mean little to INTJs – trust and respect are earned, and INTJs expect this to be a two way street, receiving and delivering advice, criticisms and results. INTJs expect their managers to be intelligent enough and strong enough to be able to handle this paradigm. A silent INTJ conveys a lack of respect better than all their challenges ever will.

INTJ Colleagues

Active teamwork is not ideal for people with the INTJ personality type. Fiercely independent and private, INTJs use their nimble minds and insight to deflect personal talk, avoid workplace tension, and create situations where they aren't slowed down by those less intelligent, less capable, or less adaptable to more efficient methods. Instead, they will likely poke fun by forcing them to read between the lines and making them deal alone with work that could have been easier if they'd only taken INTJs' suggestions.
INTJs are brilliant analysts, and will likely gather a small handful of trusted colleagues to involve in their brainstorming sessions, excluding those who get too hung up on details, or who otherwise have yet to earn their respect. But more likely, INTJs will simply take the initiative alone – INTJs love embracing challenges and their consequent responsibilities, and their perfectionism and determination usually mean that the work comes out clean and effective, affording INTJs the twin joys of solitude and victory.

INTJ Managers

Though they may be surprised to hear it, INTJs make natural leaders, and this shows in their management style. INTJs value innovation and effectiveness more than just about any other quality, and they will gladly cast aside hierarchy, protocol and even their own beliefs if they are presented with rational arguments about why things should change. INTJs promote freedom and flexibility in the workplace, preferring to engage their subordinates as equals, respecting and rewarding initiative and adopting an attitude of "to the best mind go the responsibilities", directing strategy while more capable hands manage the day-to-day tactics.
But this sort of freedom isn't just granted, it's required – those who are accustomed to just being told what to do, who are unable to direct themselves and challenge existing notions, will have a hard time meeting INTJs' extremely high standards. Efficiency and results are king to INTJs, and behaviors that undermine these conditions are quashed mercilessly. If subordinates try to compensate for their weakness in these areas by trying to build a social relationship with their INTJ managers, on their heads be it – office gossip and schmoozing are not the way into INTJs' hearts – only bold competence will do.

Sunday, June 7, 2015

"Ayah" - Andrea Hirata

Malam kemarin, saya dan ibu menonton Mata Najwa, tapi waktu bagian akhir-akhir saya tertidur. Jam 11 malam saya terbangun, masih di depan TV. Ternyata di TV lagi ada acara Just Alvin yang mengundang Andrea Hirata buat ngebahas novelnya yang baru berjudul "Ayah". Ketika saya terbangun itu, ibu saya bilang gini, "Dik, beli novel Andrea Hirata yang itu dik." "Yang mana?", jawab saya masih setengah bangun. "Itu, yang judulnya ayah" "loh itu kan yang ini *sambil nunjukin novel "Ayah" yang lagi saya baca*" "ooh udah beli toh." Jadi, ibu saya ga sadar kalau dari kemarin novel yang saya baca itu novel "Ayah"-nya Andrea Hirata -_-"

Sedikit review untuk novel ini:

AyahAyah by Andrea Hirata
My rating: 5 of 5 stars

Buku ini saya beli tanpa direncanakan, tertarik karena judulnya "Ayah" dan akhirnya beli karena penulisnya Andrea Hirata. Belum banyak novel yang bertema ayah dan menurut saya, buku ini merupakan salah satu buku yang bercerita tentang ayah dengan sangat baik. Ceritanya bagus, tidak membosankan (mungkin karena tiap bab tidak lebih dari 10 halaman), dan di dalamnya banyak puisi yang indah-indah. Saya paling suka cerita tentang keluarga awan-angin-matahari-bulan. Pilihan kata yang dipakai juga membuat novel ini semakin menyenangkan untuk dibaca. Secara keseluruhan, buku ini worth it untuk dibaca berbagai kalangan :)

View all my reviews

Monday, June 1, 2015

Beli Cat Air

Hari ini, untuk refreshing dan memulai liburan, saya pergi ke Baltos untuk membeli cat air. Cat air ini udah saya incar dari lama, tapi baru sempat belinya sekarang. Penjual di toko cat air yang saya datangi tadi sangat ramah dan senang menjelaskan, mau cuma nanya-nanya tapi ga beli juga pasti dijelasin. Kemudian terjadi percakapan seperti ini:

Penjual Toko (PT): Udah pernah coba cat air ini sebelumnya?
Saya (S): Pernah sih, pinjam punya temen, anak arsitektur
PT: Oh iya emang, kalau cat air yang ini yang sering dipakai sama anak arsitektur atau desain interior. Mau masuk mana? Arsitektur?
S: Hmm.. Udah kuliah hehe
PT: Ooh jurusan apa?
S: IT...
PT: (diem dulu sebentar) Ooh buat grafis-grafis yaa
S: Buat hobby, iseng-iseng aja ini hehe

Udah, mau nulis itu aja. Lumayan lah ya dibilang anak baru masuk kuliah, daripada sama aplikasinya Micros*ft yang bilang umur saya 12 haha (ga apa-apa sih jadinya awet muda :3)

Tuesday, May 19, 2015

Ice Cream with Sprinkels

Elgin: “That’s where I really failed your mom,” he said. “She was an artist who had stopped creating… “
The words above are quoted from Where’d You Go Bernadette novel.
I’m not calling myself an artist, but somehow i can feel what Bernadette feel when she didn’t create something. And, since i’m almost near my holiday and to make the holiday to be more productive, i plan to have this daily project of making some design, doing some coding, and more :p
When i finally create something like this graphic design, this kind of activity give me happiness, for myself at least. Hope my designs bring happiness to your day, too! :D
A photo posted by Arum Adiningtyas (@arumadin) on


Wednesday, May 13, 2015

Achievement Unlocked: Bikin Aplikasi Mobile dengan Unity

Halo halo~ 
sudah lama kayanya ga nulis dengan agak niat haha

Kali ini saya mau cerita tentang achievement unlocked yang baru terjadi haha. Jadi, semester ini saya ada mata kuliah wajib pengembangan aplikasi mobile. Denger-denger dari cerita kakak tingkat yang ambil matkul ini tahun lalu sih, tugasnya cuma sampai business plan. Eh ternyata.. yang tahun ini sampai jadi prototype game-nya yang artinya saya harus ngoding.. 
.
.
.
sendirian.


Udah lupa dengan perkodingan yang ada matkulnya pas awal-awal, rasanya udah lama banget! Ada sih semester kemarin, tapi itu scripting. Scripting itu ga sama dengan programming dan saya masih cenderung lebih suka scripting daripada programming. Jadi, bisa lah dikit-dikit ngetik code (biar ga kalah sama Karlie Kloss :p )

Kok bisa sih ada orang kaya gini.... (sumber: time.com)


Nah, terus gimana dong dengan tugas prototype ini. Udah dari awal rada males gitu kan sama kuliahnya karena satu dan lain hal (ini sebaiknya tidak dicontoh), tapi harus dikerjain juga. Dan karena temen-temen saya banyak yang bikin game pakai Unity, yaudah saya juga bikin pakai Unity. Biar kalau stuck ga tau harus ngoding apa, bisa minta bantuan teman-teman hehe~ Lagipula, Unity ini udah banyak dipakai buat bikin aplikasi mobile. Lumayan lah belajar pakai Unity dari sekarang, kali aja bisa kepakai buat nanti-nanti.

Berhubung saya tidak terlalu antusias untuk melakukan coding, saya merancang biar game saya ga perlu codingan yang ribet-ribet. Asal game-nya jadi dan bisa didemokan ke dosen aja udah cukup. Alhasil, saya membuat game kuis yang memang kodingannya itu-itu aja dalam waktu 2-3 hari (iya, ini ngerjainnya agak deadliner hehe). Ga full 2-3 hari juga sih, karena ngerjainnya juga disela dengan ujian dan persiapannya dan kegiatan-kegiatan lain. Itu pun bisa jadi cepet karena didukung bantuan teman-teman STI yang jago-jago dalam urusan perkodingan haha

Setelah coba-coba dan berpusing-pusing dengan Unity, Alhamdulillah prototype game saya kelar juga *nangis terharu*. Kesan setelah menggunakan Unity dan prototype game-nya jadi: Unity sebenarnya cukup menyenangkan (tidak semenyeramkan bikin game buat matkul PTI atau alstruk dulu) karena yang saya lakukan kebanyakan adalah drag and drop dari gambar yang udah jadi terus ditambahin fungsi, Ada juga fitur animasi kaya di after effect gitu. Awalnya emang bingung sih cara pakainya, tapi setelah diajarin teman akhirnya bisa juga haha. Saya belum jago sih, tapi hal ini menarik untuk dilanjutin, mungkin setelah ngoprek lebih dalam lagi (kapan ya? haha)

Dan ini adalah beberapa print screen dari game saya. Yup, bagi yang tau serial Doctor Who, latar game ini memang terinspirasi dari sana, cuma inti permainannya ya kuis tentang apa aja sih. Boleh lah ya masukin unsur Doctor Who, biar tambah semangat ngerjain tugasnya hehe 

Scene pertama
Bagian kuisnya
Kalau udah menang, nanti berhasil kembali ke bumi

Oke, sekian tulisan dari saya. Semoga bermanfaat :D 

Pesan dari Karlie Kloss:
"It doesn’t matter if you’re a fashion model or high school student, understanding code is so important because it’s the language that runs our world! Young women are shaping the world we live in and code is a tool for us to continue to have a big voice and say in our future."
(sumber: http://www.buzzfeed.com/kristinharris/karlie-kloss-launches-coding-scholarship#.jxo6WNv99Y)

se-ma-ngat!

Saturday, May 9, 2015

Minggu UAS: Kangen IC

Minggu ujian kali ini berhasil bikin saya kangen sama IC (MAN Insan Cendekia). Kangen suasanya yang tenang dan lengang kalau lagi minggu ujian, kangen permadani masjid (perpustakaan) yang sering dipakai belajar sambil nunggu adzan atau belajar bareng habis isya, kadang buat tidur juga (keuntungan jadi murid cewe kalau shalat di lantai bawah). Kadang juga kalau ujiannya selesai zuhur, terus habis ujian, shalat zuhur, terus ga langsung balik ke asrama, tapi di permadani dulu, habisnya adem sih hehe  

Terlebih lagi saya kangen sama teman-teman, terutama sama temen-temen kamar 101H dan divisi jurnalistik :)

Karena berada di Insan Cendekia adalah takdir. 
Bertemu dengan teman-teman, guru-guru, kakak-kakak, dan adik-adik yang hebat di Insan Cendekia adalah takdir.
Selama tiga tahun menjalin silaturahmi, menjalin hati, membangun kekeluargaan, membentuk kekompakkan...
dengan hati 
dan hasilnya? :)
Saya rasa, merekalah teman-teman sejati :) 
-maryamzk
(dikutip dari tumblr, tapi saya lupa linknya hehe)
Masa-masa di IC yang penuh kenangan, tapi rasanya 3 tahun udah cukup. Lagipula sepertinya kalau diulang pun, rasanya ga akan sama. Precious time :)) Alhamdulillah~

Thursday, May 7, 2015

The Sisters

Minggu ini saya senang sekali karena kedatangan keluarga dari Madiun, ada Mba Mega, Bude Ani, Pakde Gun, dan Mba Niken yang dijemput di Jatinangor. Selain keluarga pakde Gun , ibu saya juga menyempatkan datang ke Bandung buat ketemu pakde Gun sekeluarga. Terus kami juga ketemu sama mas Nugro dan istrinya, mba Elin, yang berdomisili di Bandung. Selain itu sebenernya juga ada silaturahmi ke rumahnya Pak Cip (keluarga besar dari Madiun juga), tapi saya ga bisa ikut karena harus ngerjain laporan -_- Rame kan? Yah ini belum seberapa sih dibanding kalau lebaran haha. Yang paling bikin seneng sih karena kedatangan Mba Mega dan Mba Niken. Jadi berasa punya kakak cewe hehehe maklum anak perempuan sendiri di rumah. Ditambah lagi mba Mega suka kocak kalau cerita. Misalnya gini

Kan kemarin Mba Niken diwisuda (Selamat Mba Nikeeen! XD ). Terus bude Ani dan Mba Mega heran buat apa mba Niken bawa goodie bag ke wisuda. Ternyata, pulang dari wisuda mba Niken bawa bunga banyaaaak banget sampe ga muat goodie bagnya!

Mba Niken (N): Tuhkan Niken dapet bunga banyak, pada ga percaya sih
Mba Mega (M): Niken kok dikasih bunga... emangnya makan bunga kaya suzana

Mba Meg....

Terus waktu lagi cari-cari sepatu
Ibu (I): Yang itu bagus Meg
Mba Mega (M): Tapi yang itu susah dicopot, nanti kalau aku mau ngelempar sepatu ke mahasiswa susah dong
Saya (A): Mba....? -_-
M: Iya dong, kalau mahasiswanya ribut, lempar aja sepatu

Daaaaan masih banyak lagi cerita lainnya, tapi saya mau nonton NCIS eps. 23 dulu nih (baru selesai download, agak sedih karena season 12 mau udahan hiks.)

*foto menyusul karena ada di hp mba Niken & mba Mega

Friday, May 1, 2015

Life Map: Carnegie Mellon University (CMU)

(note: I try to write in English, sorry if i made mistakes with grammar~ )
I have this habit of planning (and updating) my life map and as i get older i need to make my plan/life map to be more focused. I need to find where i belong before it’s too late, moreover, i need to find the answer of the “Why do I live?” Yes, as a moslem, the purpose of life is to worship Allah, but how?  what kind of goodness that i can contribute to this world?
On Monday, at the midnight, i did some browsing for my reference for information security assignment. I have interest in usability (UX, UI, human interaction, etc) and also information security (yes, i know it’s kinda uncommon). To make the assignment more interesting for myself (it’s a must!), I searched security papers which also studied its usability. Then, who knew that i’d find many papers contain both usability and security from CMU. Suddenly, i felt excited! I knew that CMU has HCII (Human-Computer Interaction Institute) but then i found it’s information security lab (in which i found those many usable security papers) just got me more interested to CMU. Then i found the CyLab which has Privacy Protection (it’s the close one to usable security) and cross-cut thrust with cryptography and usable privacy & security. Interesting.
As i have mentioned above, i have interest in usability and security. Before i found those paper, i felt that i can choose only one of them for my first graduate study  (I can take as many as grad studies i want, can’t I?) But then, thanks to Allah for showing me that CMU CyLab which enable people to learn both usability & security (not only one of them) at the same time. I do not know whether it’s the best for me or not, but i wan it, so i need to add this to my prayer, thrive for it, and let Allah do the rest :)

Tuesday, April 28, 2015

Book: Where’d You Go Bernadette – Maria Semple

This book is a page-turner!This book is delightful & funny. It brings up many emotions; not only bring my laughter, but also my tears for example when Bee and her father went on trip to Antarctica and then papers for finding Bernadette were flown by strong wind. I also can feel the hatred in Bee to her dad (Elgie Branch) caused by her dad who cheated with another woman. One of many factors of choosing this book is Bee’s Dad work in a big IT company and i think that’s so cool and smart (meaning: charming), but then he cheated  :(

Bee is such a lovely, sweet, and smart girl. Her Mom, Bernadette is a genius architect who has trauma that changed her life since they moved to Seattle. At the end, Bernadette proves that she can rise up again. Her Dad, Elgie Branch is an IT rock star. <3 span="">

I love this book because it’s a really heart-touching story about family, especially about mother-daughter. The story also unpredictable like the fact that Manjula is some-mafia disguising as a remote personal assistant.
Plus, it has a nice cover design (love the blue background!)

Tuesday, April 7, 2015

Rutin Menulis

Beberapa waktu ini saya sedang banyak menghabiskan waktu membuka-buka blog, termasuk blogwalking. Sempat juga mencoba membuat blog baru untuk portfolio saya. Sempat juga kepikiran untuk berpindah tempat cerita ke blog baru, tapi rasanya gimana gitu.. Entah ya, mungkin karena udah terbiasa aja dengan blog ini (udah mau 6 tahun loh!) dengan berbagai perubahan tampilan, url, nama blogdan lain-lainnya :") 

Blog ini memiliki arti sendiri buat saya. Meskipun saya lebih suka menulis di buku (buku di sini maksudnya jurnal harian) pakai tangan, tapi ternyata blog ini punya kelebihan tersendiri yaitu tidak kehabisan kertas hehe. Kalau buku, pasti bakalan habis kertasnya, kemudian ganti buku. Buku yang lama, kemungkinan masuk gudang dan beberapa tahun kemudian akhirnya dibuang karena merasa ga ada kisah yang penting-penting amat di buku itu (penting ga penting sih kayanya haha). Beda dengan blog, apa yang ditulis akan tetap tersimpan, sekalipun tulisannya ga penting hehe. Saya juga ga kepikiran amat buat ngehapus tulisan-tulisan yang lama, paling hanya diarsipkan saja agar bisa saya baca untuk sendiri nantinya.

Masalah saya lagi adalah saya ternyata udah lama tidak merutinkan menulis di buku. Padahal, menulis termasuk beberapa cara yang ampuh agar tetap selow (atau menghindari stress) dalam berbagai situasi. Beberapa minggu terakhir saya lagi berusaha merutinkan lagi, seenggaknya seminggu sekali. Ternyata buat sekali nulis jadi banyak banget yang ditulis karena hampir semua pikiran, unek-unek, dan hal lainnya saya tulis di buku, belum lagi kalau ada topiknya yang melenceng kemana-mana :p 

Karena udah lama ga nulis di buku jurnal, blog ini pun jadi jarang saya update dengan tulisan atau cerita-cerita. Buat nulis apa yang jadi pikiran, tulisan yang sangat jujur di buku aja ga bisa nyempetin waktu, apalagi buat nulis di blog ini yang tujuannya untuk hiburan (yang semoga bermanfaat hehe). Inginnya sih, saya bisa rajin menulis (doakan saja hehe) karena saya juga merasakan manfaat dari menulis di blog maupun buku. Mungkin kalau ga di blog ini, di media lain :D

Sekian tulisan kali ini yang dibuat tanpa perencanaan, sampai bertemu di postingan berikutnya :D

Sunday, April 5, 2015

So Many Books, So Little Time

Long weekend kali ini saya di Bandung aja. Ga balik ke rumah karena orang tua juga lagi pergi ke rumah Mbah. Ditambah lagi, sejak hari Rabu, saya radang tenggorokan dan sampai hari ini belum sembuh-sembuh (lama juga ya ternyata). Jadi, tema long weekend kali ini adalah istirahat hehe.

Kemarin saya sama sekali ga nyalain laptop, ga mikirin tugas-tugas dulu, rasanya menyenangkan juga :D (iyalah!). Mungkin karena serial yang saya tonton belum ada episode barunya juga, makanya saya males buka laptop hehe. Kalau ga nyalain laptop terus ngapain? Baca novel. Mumpung momennya juga mendukung buat baca: hujan dari siang sampai sore. Lumayan bisa habis satu buku sehari. Sepertinya memang saya harus punya satu hari tanpa laptop biar bisa segera menyelesaikan tumpukan buku-buku di kamar~

Sumber: macteenbooks.tumblr.com

Wednesday, April 1, 2015

Wishlist


  • Diterima KP di tempat yang diinginkan 
  • Buku "Psychology of Everyday Things" - Donald A. Norman
  • Buku-buku Simon Singh
  • Buku "Surely you're joking Mr. Feynman!" rencananya ini bakal dibeliin sama Mas Indra haha :D


  • Buku "The Rosie Project"


  • Buku "Big Data" - Viktor Mayer-Schonberger

Saturday, March 21, 2015

Hati-hati Aja Dik :p

Ada kebiasaan seperti ini di keluarga saya: kalau adik saya lagi di rumah pasti bakal banyak kejadian ramai. Contohnya sore ini, barusan ibu saya telepon dari rumah, lalu terjadi percakapan seperti ini

Ibu (I) : Lagi apa dik?
Saya (A) : Lagi nugas....
I: Itu kakak sama adeknya lagi pada apel..
A: Apel mulu, loh bukannya mba (pacar kakak, nama dirahasiakan karena belum mendapat persetujuan dari ybs) lagi ke Jogja ya?
I : Iya, udah balik lagi. Ini dibawain gudeg
A: Waaaa..... mauuuu...... (sambil guling-guling di kosan saking pengennya hiks)
I : Iya besok dibawain (yeay!)
A : Dik Ofa perasaan tiap hari udah main deh
I : Iyaa, yang pas hari Selasa makan sama keluarganya, yang ulang tahun kakak dari pacarnya-dik-Ofa, kalau hari ini yang ulang tahun adik dari pacarnya-dik-Ofa
A: -__-"
A: Jadi nanti kalau aku ulang tahun, dik Ofa mau bawa siapa aja ke Bandung?
A: Ini kok anak laki-lakinya lagi pada libur tapi ga ada yang di rumah -_-

Padahal hari Rabu, kalau ga salah, ibu bilang gini ke saya (habis cerita yang hari Selasa, adik makan sama keluarga pacarnya karena ulang tahun kakaknya pacar-adik-saya) "Iya tuh dek, masa udah makan sama keluarga segala, udah kaya apa aja. Lama-lama ibu nikahin." Baru selang tiga hari dan udah makan bareng keluarganya lagi. Hati-hati aja Dik :p

Yah, semoga adik saya ga baca postingan ini, kalau baca pun ya gapapa sih, risiko ditanggung sendiri :p

Sebenernya masih ada cerita yang lebih bikin ketawa lagi daripada ini, tapi kasian sama adik sayanya kalau sampai ditulis ahaha. Sebagai penutup, ini ada foto terbaru saya bersama kakak (yang kanan) & adik (yang kiri)

Blur karena dari foto yang difoto :)

Friday, March 20, 2015

Design Portfolio March 2015

Back to Blog..

source: http://www.quandigital.com/

Beberapa bulan terakhir rasanya saya malas sekali untuk buka media sosial (agar lebih mudah dipahami dengan bahasa yang banyak dipahami saat ini, saya menyamakan penggunaan istilah social media & social networking). Baik itu fb, atau twitter yang mudah diakses sekalipun. Kalau pun saya masih terlihat meng-update twitter, itu pun isinya link yang ingin saya simpan dengan cepat dengan menggunakan share button yang biasanya sudah tersedia di awal/akhir artikel. 

Saya malas membuka media sosial dalam artian tidak tertarik membaca konten yang ada di newsfeed atau timeline yang isinya mulai beragam dari yang penting sampai yang spam juga ada. Di media sosial semua orang bisa menulis dengan mudah. Bahkan mungkin karena kemudahan itu, menjadi mudah juga bagi pihak-pihak tidak bertanggung jawab untuk menyebarkan informasi yang tidak dapat diandalkan (apa ya istilahnya? mengotori timeline? memangnya timeline punya siapa?). Intinya saya merasa makin kesini makin banyak hal yang ga pentingnya, sehingga saya pun membuka media sosial hanya untuk memakai layanan chatting atau komunikasi dengan teman.

Akhirnya, saya kembali lagi ke blog. Melihat blog list yang saya ikuti, blogwalking, untuk membaca cerita-cerita teman. Menurut saya, blogwalking ini lebih berkualitas untuk mengetahui kabar teman-teman. Kabarnya terasa lebih nyata dibandingkan foto-foto yang di-tag di media sosial, mungkin karena ditulis oleh orangnya langsung ya. Blog memiliki kesan lebih personal dibandingkan media sosial. Alasan lainnya karena (sejauh ini) ga ada yang spamming hehe. Mungkin karena menulis di blog tidak semudah menulis di media sosial yang tinggal ketik lalu enter

Untuk perbandingan, coba ambil contoh tumblr vs blog. Tumblr sangat mudah digunakan (karena memang itu tujuannya), sementara blog tidak semudah tumblr yang bisa langsung di-update dari mobile phone sekalipun. Tumblr memiliki fitur re-blog (atau harusnya re-tumblr?), sementara untuk blog jarang ada dan kalaupun ada, prosesnya tidak terlihat sesederhana apabila menggunakan tumblr. Dulu saya pernah pakai tumblr karena tampilannya yang lebih memanjakan mata dibandingkan blog, tapi hasilnya ternyata kurang bagus untuk menyimpan cerita-cerita saya karena pasti banyak hasil re-blog dari tumblr lain (karena re-blog jauh lebih mudah dari menulis sendiri, apalagi kalau ketemu tulisan yang 'ngena'). Kalau blog, karena tidak semudah menulis dengan tumblr atau media sosial lain, jadi ketika ingin menulis, benar-benar dipikirkan dulu apa yang mau ditulis. Kalau ga penting-penting amat, ga usah bersusah-susah buat nulis di blog :p

Dan ternyata saya nulis segini aja udah hampir sejam. Oke deh, sekian untuk tulisan kali ini. Terima kasih sudah membaca dan buat teman-teman yang masih aktif dengan blognya, sering-sering update ya (biar saya ada bacaan) hehe :D

Sumber: www.bitrebels.com

Saturday, March 14, 2015

Tugas Steganografi

Semester 6 ini saya mengikuti kelas Keamanan Informasi. Salah satu tugasnya adalah membuat steganografi. Tugas ini udah dikasih dari beberapa minggu yang lalu, tapi saya belum kepikiran mau buat yang kaya gimana. Baru hari ini dapet ide dan untungnya tugas ini baru dikumpulin minggu-minggu ini. Hal yang membuat saya excited ketika bikin steganografi ini adalah karena saya bisa bermain-main dengan warna :D

Ini steganografi yang saya buat:


Pesan rahasianya adalah "Beasiswa dibatalkan". Untuk cara bacanya silahkan dicari sendiri :D

Friday, March 6, 2015

43:67

Friends on that Day will be foes one to another except Al-Muttaqun (pious - see V.2:2). (Quran 43:67)

Para sahabat akrab, pada hari kemudian akan saling bermusuhan kecuali orang-orang yang bertaqwa. Karena orang bertaqwa memiliki pegangan hidup dan tolak ukur yang pasti, yang bersumber dari Allah yang Mahakekal.

dikutip dari buku Lentera Al-Quran - M. Quraish Shihab.

Thursday, March 5, 2015

Women, Work

Mulai dari minggu kemarin sampai sekarang saya lagi baca bukunya Sheryl Sandberg - Lean In. Awalnya karena teman saya, Arin, yang membuat posting tentang buku ini, kemudian saya baca karena penasaran, ingin tau seperti apa pemikiran seorang Sheryl Sandberg. Pembahasan di bukunya cukup ringan karena banyak cerita-cerita tentang pengalaman Sheryl sendiri, jadi berasa seperti otobiografi. Meskipun ringan, tapi tetap didukung dengan hasil-hasil studi yang dicantumkan di bagian referensi. Jadi, kalau mau baca lebih lengkap, bisa cari pembahasan studinya. 


Dari buku ini, banyak tulisan yang saya highlight (karena bacanya di e-book) sebagai ide atau pembahasan yang menarik. Karena cukup banyak yang di-highlight dan belum saya rapikan jadi satu tulisan, jadinya belum bisa saya posting kali ini hehe. Saya belum baca sampai habis (masih ada 3 bab lagi), tapi banyak pelajaran yang bisa diambil dari cerita-cerita di buku ini :3

Hari ini saya membaca artikel Female company president: "I'm sorry to all the mothers I worked with" dari web Fortune. Lalu menemukan beberapa poin yang menurut saya penting dan sifatnya general, ga cuma buat para wanita aja. Misalnya tentang menghargai pekerjaan dari hasilnya bukan dari lamanya waktu seseorang bekerja di kantor. 
There’s a saying that “if you want something done then ask a busy person to do it.” That’s exactly why I like working with mothers now.
Moms work hard to meet deadlines because they have a powerful motivation – they want to be sure they can make dinner, pick a child up from school, and yes, get to the gym for themselves.
By enabling women to work from home, women could be valued for their productivity and not time spent sitting in an office 
Tentang kerja dari rumah, ada artikel dari HBR yang berjudul "To Raise Productivity, Let More Employees Work from Home" dan tentang fleksibilitas kerja bisa dibaca di artikel "Let Employees Choose When, Where, and How to Work" 

Selamat membaca :D

Wednesday, February 25, 2015

What Is Your Special Subject? Marmalade Sandwiches

Alhamdulillah, beberapa hari ini sangat menyenangkan buat saya. Alasan utamanya karena ga ada rilis tugas besar buat minggu ini, jadinya saya bisa nonton Doctor Who dan NCIS dengan tenang dan bisa baca-baca. Hidup jadi terasa lebih ringan~

Lalu, hal-hal sangat menyenangkan lainnya yaitu

1. Buku notes pesanan saya datang. Warnanya putih, dan ada sedikit warna pink-nya. Suka banget sama notes ini karena jarang ada yang warnanya putih, desainnya bagus, dan kertasnya warna krem.

A photo posted by Arum Adiningtyas (@arumadin) on

Packaging buat pengirimannya juga bagus, bukan dibungkus kertas coklat standar pengiriman paket, tapi pakai box khusus dari tokonya. Senang~
Bagi yang mau liat-liat tokonya, silahkan cek di instagram buddybooks 

2. Kemarin sore, tiba-tiba saya bertemu dengan tante Elin dan om Nugroho. Om Nugroho ini tetangganya ibu di Madiun (rumahnya depan rumah mbah Madiun). Pas itu saya lagi ke ATM, lalu ketika saya keluar saya disamperin. Untung disamperin, soalnya kalau ngga saya pasti ngga ngeh :") 
Lalu dilanjut ngobrol-ngobrol sebentar, dan karena om-tante mau pulang ke Cimahi dan saya juga harus pergi, jadi dilanjut kapan-kapan ngobrolnya hehe :D

3. Main sama kelinci

A photo posted by Arum Adiningtyas (@arumadin) on
4. Beli buku Paddington.


Hari ini saya ke baltos, terus sekalian liat-liat toko buku yang di lantai 3. Sayangnya buku-buku di sana ga diurut berdasar abjad nama penulis atau judul jadi susah nyari buat yang novel-novel. Karena pusing duluan sama buku yang ga urut tadi, saya langsung ke bagian buku anak-anak *bocah emang* :3
Terus nemu buku Paddington, baca sinopsisnya
"What is your special subject?" asked the television quiz master
"Marmalade sandwiches," replied Paddington
Kalau udah kaya gitu sinopsisnya mana bisa kalau ga beli :"D

5. Dapet uang jajan tambahan dari Mas Indra. Alhamdulillah. Salah satu keuntungan punya kakak yang udah kerja adalah bisa dapet uang jajan tambahan yeyeye!
Bicara tentang memberi uang jajan tambahan ke adik, Ibu saya selalu menekankan ke anak-anaknya buat selalu berbuat baik, menolong sama saudara sendiri, karena mungkin pada suatu saat di masa depan, ketika udah dewasa, siapa lagi orang yang paling bisa diandalkan kalau bukan keluarga sendiri. Mau lagi susah atau senang harus selalu ingat dan saling membantu sesama saudara. Makannya kakak saya yang baik ini ngasih saya uang jajan tambahan biar latihan dari sekarang :D 

Sebagai bonus, ini ada chat antara beruang 1 dan beruang 2 a.k.a saya dan mas Indra. Karena stiker beruang ini terlalu lucu dan sekarang udah gratis (padahal dulu beli pake poin) jadinya kami chatting-nya lewat stiker haha

Ini beruangnya namanya siapa sih?

Oke, sekian dulu tulisan saya kali ini.
Terima kasih sudah membaca :)

Saturday, February 14, 2015

Cerita Minggu Ini: Doctor Who

Minggu ini saya lagi nonton Doctor Who yang season 6 (11th Doctor, Matt Smith). Waktu baru selesai nonton season 4 (10th Doctor, David Tennant) sih sempet ga bisa move on dari Tennant, tapi ternyata....
Season 6 ini EPIC!

Ceritanya mulai kompleks, tapi tetep bisa diikutin dan seru. Dan di season 6 ini, banyak yang double episode (atau malah triple?), tiap episode masih berkaitan sama episode selanjutnya. Udah gitu, di akhir tiap episode pasti ada trailer episode berikutnya, terus bikin penasaran, dan alhasil jadi marathon nontonya hehe.

Dua hal yang membuat saya ga nonton Doctor Who pada malam hari adalah:
1. Emang udah ngantuk,
2. Udah liat trailer episode yang mau ditonton, terus horror, jadinya milih buat nonton besoknya. Kecuali di trailernya ga ketauan horror-nya tapi pas nonton malam-malam taunya horror, yaudah lanjut nonton karena penasaran ._.

Lalu, pada suatu pagi yang cerah di mana saya ada kuliah pagi, saya malah nemu page google plus Doctor Who Fans. Di halaman google plus-nya ada juga merchandise Doctor Who. Jadi kepingin..... 

Ada Rulebook-nya, tapi harus beli di amazon dan harganya 350ribu haha

Semoga sampai nanti-nanti serial ini terus ada :D

Mauuu~

Duh, ini sih lucu banget.
"You make my hearts go wibbly-wobbly all the timey-wimey"
Haha tulisan kali ini saya sudahi dulu, karena kalau ngga, yang ada saya bakal nambahin terus gambar2 Doctor Who :D



*sumber gambar: page g+ Doctor Who Fans

Saturday, February 7, 2015

Catatan Hari Ini

Hari Selasa (atau Senin?) kemarin, saya mendapat kuliah, tugas dokumen. Tugasnya banyak, untungnya dikerjain berkelompok. Rabu, Kamis, Jumat, habis kuliah kumpul kelompok dulu buat nugas. Namun, ketika hari Jumat, lab yang biasanya ramai oleh kami-kami yang nugas ternyata sepi. Terus saya juga udah bingung mau gimana lagi ngisi tugasnya. Akhirnya saya kerjain sampai Jumat sore dan karena bosen sama tugasnya, saya memutuskan kalau hari ini mau refreshing, tidak menyentuh tugas-tugas dulu hehe. Rasanya pengen tugas-tugas cepet selesai biar bisa melakukan hal lain~

Jadilah saya dari pagi sampai sekarang mengerjakan hal lain, sebut saja menonton Doctor Who, baca buku, bikin papercraft TARDIS (gara-gara nemu pattern-nya di sini), bikin mood board di kamar, coba delivery makanan rekomendasi teman, nonton NCIS, dan menulis postingan ini sambil mikir habis ini ngerjain apa lagi ya? Kalau suasana habis hujan gini sih enaknya baca buku lalu tertidur dan bangun-bangun udah malam 

Nah ini foto papercraft TARDIS yang saya buat tadi

A photo posted by Arum Adiningtyas (@arumadin) on

Oke, sekian dulu tulisan saya kali ini. Terima kasih sudah membaca :D