Saturday, January 31, 2015

Movie: Whiplash

Kemarin, saya nonton Imitation Game di bioskop, seperti biasa ada trailer film-film lain dulu sebelum filmnya dimulai, salah satunya adalah film ini: Whiplash. Masalahnya ketika itu adalah trailer Whiplash ini ditayangin ga sampai selesai. Alhasil ga tau judulnya apa, padahal udah penasaran, pengen nonton filmnya. Dengan beberapa petunjuk akhirnya ketemu deh judul film ini di internet: Whiplash.
"A promising young drummer enrolls at a cut-throat music conservatory where his dreams of greatness are mentored by an instructor who will stop at nothing to realize a student's potential."IMDB Whiplash


Alasan ingin nonton:
1. Miles Teller (pemeran Andrew, tokoh utama film ini)
2. Film ini bercerita tentang "How To Be Great"

Di film ini, diceritain gimana usaha Andrew buat jadi drummer jazz seperti drummer-drummer hebat di dunia. Andrew yang bukan berasal dari keluarga musisi ini direkrut untuk masuk ke kelas Dr. Fletcher. Ketika di kelas itu Andrew benar-benar ditekan sama Fletcher, Andrew pun berlatih keras sampai jarinya berdarah-darah, berkali-kali, tapi konfliknya belum selesai sampai di situ, masih ada lanjutannya~ (yang ga akan saya kasih tau di sini karena takutnya nanti spoiler :p )
“I push people beyond what’s expected of them. I believe that is an absolute necessity.”- Terence Fletcher
Buat saya sendiri, ketika menonton film ini, saya seolah diingatkan kembali buat berusaha sampai maksimal. Berhubung saya sekarang lebih sering menjalani keseharian dengan santai, seolah-olah tanpa ambisi, jadinya ketika nonton ini saya merasa saya harus usaha lebih keras buat mendapatkan impian saya.

Film ini juga mengingatkan saya kembali ke masa-masa di IC, waktu lagi ambisius buat ikut lomba. Alasan saya mau ikut lomba pada awalnya karena pengen sering berada di luar asrama, maklumlah masih sering kangen kehidupan di luar asrama hehe. Buat cerita yang ini saya buat di postingan lain karena udah melenceng dari jenis tulisan kali ini hehehe. Tulisannya bisa dibaca di sini.


*gambar dikutip dari buku "It's Not How Good You Are, It's How Good You Want To Be"

Usaha Keras Tidak Akan Berkhianat

Bermula dari menonton film Whiplash yang mengingatkan saya ke masa-masa lomba di IC, saya jadi pengen berbagi sedikit cerita saya di sini

Waktu itu lomba saya di bidang fisika. Iya, ceweknya dikit banget di fisika, ditambah lagi dari keseluruhan anggota tim lomba (semua mata pelajaran) ceweknya cuma dikit. Kalau buat bidang fisika aja, saya satu-satunya cewek di tim. Kan di tim fisika ceweknya dikit, emang ga takut/serem jadi cewek sendiri?  Niat saya kan buat cari ilmu (di luar kelas), lagian dari semua bidang saya maunya fisika (daripada bidang lain). Di klub fisika itu saya menantang diri saya sendiri: seberapa jauh saya mampu berjuang di bidang ini, bidang yang sering dihindari oleh para cewek.

Saat itu juga saya agak bereksperimen sih: kalau saya belajar lebih rajin, lebih tekun, hasilnya bakal gimana ya? Kondisi awal saya pas itu, saya anggota cadangan buat suatu lomba (karena satu dan lain hal saya tetep ikut lomba juga). Kondisi akhir yang ingin saya capai dari eksperimen saya tadi: bisa berada di (minimal) peringkat 2 di klub fisika dari 5 orang yang ikut lomba (yang saya sebut kalimat sebelum ini). Eksperimen saya akhirnya berhasil. Yah, meskipun belum sampai dapat medali, tapi saya jadi punya keyakinan kalau usaha keras tidak akan berkhianat :)

Thursday, January 29, 2015

Review: "Ender's Game" - Orson Scott Card


Ender's Game (The Ender Quintet, #1)Ender's Game by Orson Scott Card
My rating: 4 of 5 stars

EPIC!

Untuk ukuran novel yang ditulis tahun 80an, novel sci-fi ini epic banget. Sayangnya penerjemahannya agak kurang enak, jadi banyak bagian yang sulit dipahami. Mungkin karena ada beberapa bagian yang ga paham tadi, saya jadi merasa bagian awalnya kurang seru.

View all my reviews

Tuesday, January 27, 2015

Harus Jadi Orang Jujur

Liburan akhir tahun kemarin, saya sekeluarga pergi berkunjung ke rumah mbah di Jawa Tengah & Jawa Timur. Kesempatan untuk mudik ini juga dimanfaatkan oleh ibu saya buat beli kerupuk sekantong besar buat dipakai masak di rumah. Beli kerupuknya ditempat yang udah jadi langganan (padahal mudik setahun juga ga sampai 10 kali). Saya sempat tanya: kenapa beli kerupuk aja jauh-jauh padahal di pasar deket rumah juga ada? Terus kata ibu saya, kualitasnya beda, kalau beli di kampung halaman ibu saya, kualitas kerupuknya lebih bagus. Masuk akal sih, kalau di kota-kota, bahan makanan kan banyak yang udah dicampur zat-zat yang ga alami -_-

Waktu perjalan pulang dari beli kerupuk, ibu saya cerita tentang si penjual kerupuk. Jadi, ketika membeli kerupuk, ibu saya berbincang-bincang dengan si ibu penjual dalam bahasa Jawa (tapi di sini saya tulis bahasa Indonesia aja ya) yang kira-kira begini

Ibu saya (I): Ibu, kok hebat dari dulu sampai sekarang masih bertahan tokonya (tokonya udah beroperasi puluhan tahun sepertinya, padahal jualannya bahan-bahan masak aja)
Ibu penjual (P): Ya, Alhamdulillah, saya itu yang penting kalau usaha harus jujur, ga usah kawatir penghasilannya ga cukup karena rezeki itu datangnya dari Allah. Dulu ada teman-teman pedagang lain yang pakai ilmu gaib biar dagangannya cepet laku, akhirnya memang laku, cepet kaya, tapi yaa ngga lama kayanya, belum lagi ada efeknya juga ke keluarga, ada yang anaknya jadi ga karuan. Usaha itu ya udah, yang penting halal, jujur.

Agak-agak lupa sih cerita lengkapnya, tapi intinya itu: jangan jadi orang yang ga jujur, percaya bahwa rezeki itu dari Allah, dan rezeki itu bukan semata-mata uang, tapi juga kesehatan, keluarga yang baik, dan lain-lain.

Oke, sekian postingan saya kali ini.
Terima kasih sudah membaca :)

Monday, January 26, 2015

Idle Time

*idle time = waktu-waktu tidak produktif

Udah seminggu ini (sejak masuk kuliah) saya kehilangan ketertarikan saya buat melakukan beberapa hal (beberapa, karena nonton serial dan baca buku tidak termasuk hehe). Contoh nyatanya, saya lagi ada beberapa request desain, termasuk desain CV buat sendiri yang sampai saat ini belum saya kerjain. Kenapa ya? padahal biasanya saya tertarik & seneng-seneng aja buat ngerjain desain, tapi sekarang malah lagi ga produktif, padahal yang namanya idle time harusnya jangan ada hehe

Contoh lainnya yaitu blogging. Males blogging-nya udah dari liburan sih hehe, kalaupun ada postingan isinya yang bisa cepat dibuat. Selama ini kalau liburan saya lebih banyak nulis di blog daripada waktu-waktu ga libur. Dan masih ada beberapa hal lainnya yang saya sedang ga tertarik buat melakukannya. 

Hasilnya, saya jadi kurang produktif dibanding seminggu terakhir liburan. Iya, liburan malah lebih merasa produktif: bangun, subuh terus ga tidur lagi, lanjut mengerjakan beberapa hal di laptop dan ngerjainnya bisa sampai sore. Apa yang ada di to-do-list harian bisa dikejar. Mungkin karena seminggu terakhir orang-orang di rumah udah kembali ke agenda non-liburannya (udah mulai kerja dsb), saya jadi terbawa. Kalau sekarang, tetep bikin to-do-list sih, tapi kenapa masih ga minat ya? 

Apa ini gara-gara homesick ya? Ini sih bukan homesick, holiday-sick sepertinya hehe (Udah 5,5 tahun di asrama + kosan masih aja homesick -_- ). Sempat kepikiran juga mungkin saya masih kaget karena tiba-tiba harus bertransisi dari liburan yang menyenangkan dengan kehidupan kuliah semester 6 ini ahaha. Enaknya ngapain ya biar bisa kembali lagi minatnya buat melakukan hal-hal tadi? Kalau dari buku "Steal Like An Artist", biar mengurangi idle time caranya adalah dengan memiliki proyek sampingan dan hobi. Apa baiknya saya cari hobi baru aja ya? Idle time kaya gini ga boleh dibiarin lama-lama hehe.

Bicara tentang hobi baru, saya jadi inget kalau saya sedang menekuni hobi baru :D Berawal dari hanya bisa mengagumi orang-orang yang punya karya ilustrasi terus saya coba ikutan bikin ilustrasi dengan Adobe Illustrator. Lalu ketika hari pertama kuliah, saya bosan di kelas akhirnya saya latihan menggambar (ngikutin dari gambar yang udah ada) di buku catatan saya dan ini gambarnya~
A photo posted by Arum Adiningtyas (@arumadin) on

Friday, January 9, 2015

Today's Inspiration: Rachel Ryle

Hari ini dapet inspirasi lagi tentang dunia gambar-menggambar (ilustrasi). Ilustrator & animator yang menginspirasi saya kali ini bernama Rachel Ryle. Saya taunya dari berita Starbucks' Stop-Motion Clip on Instagram Strikes a Creative Chord Coffee brand wins again with social  yang muncul di home facebook (salah satu kegunaan facebook bagi saya). Terus saya buka link ke web-nya, nemu akun instagram-nya (http://instagram.com/rachelryle/) juga dan isinya keren-keren banget! Habis baca bagian profilnya, liat akun ig-nya, liat hasil stop motion yang dibuatnya makin nge-fans lagi soalnya dia otodidak dan dalam waktu sekitar 1-2 tahun berhasil dapet award sebagai ilustrator & animator \m/

Dan makin pengen main warna-warna pakai coloring brush pen.... (fix pas perwalian sekalian cari ke baltos hehehe)

Source: Rachel Ryle's Web 



Wednesday, January 7, 2015

Wishlist: Koi Coloring Brush Pens

Sumber: www.jerrysartarama.com
Awal tau ada coloring brush pens ini dari instagram akun scrapbooker. Dari akun ig tadi juga, saya tau kalau ada yang jual pen ini di Bandung. Harga satu pen-nya belasan ribu (lupa pastinya). Hari ini saya tambah penasaran lagi sama pen yang kayanya asik banget buat warnain ilustrasi di kertas. Saya cari deh video-nya di youtube, terus makin kepengen....