Liburan akhir tahun kemarin, saya sekeluarga pergi berkunjung ke rumah mbah di Jawa Tengah & Jawa Timur. Kesempatan untuk mudik ini juga dimanfaatkan oleh ibu saya buat beli kerupuk sekantong besar buat dipakai masak di rumah. Beli kerupuknya ditempat yang udah jadi langganan (padahal mudik setahun juga ga sampai 10 kali). Saya sempat tanya: kenapa beli kerupuk aja jauh-jauh padahal di pasar deket rumah juga ada? Terus kata ibu saya, kualitasnya beda, kalau beli di kampung halaman ibu saya, kualitas kerupuknya lebih bagus. Masuk akal sih, kalau di kota-kota, bahan makanan kan banyak yang udah dicampur zat-zat yang ga alami -_-
Waktu perjalan pulang dari beli kerupuk, ibu saya cerita tentang si penjual kerupuk. Jadi, ketika membeli kerupuk, ibu saya berbincang-bincang dengan si ibu penjual dalam bahasa Jawa (tapi di sini saya tulis bahasa Indonesia aja ya) yang kira-kira begini
Ibu saya (I): Ibu, kok hebat dari dulu sampai sekarang masih bertahan tokonya (tokonya udah beroperasi puluhan tahun sepertinya, padahal jualannya bahan-bahan masak aja)
Ibu penjual (P): Ya, Alhamdulillah, saya itu yang penting kalau usaha harus jujur, ga usah kawatir penghasilannya ga cukup karena rezeki itu datangnya dari Allah. Dulu ada teman-teman pedagang lain yang pakai ilmu gaib biar dagangannya cepet laku, akhirnya memang laku, cepet kaya, tapi yaa ngga lama kayanya, belum lagi ada efeknya juga ke keluarga, ada yang anaknya jadi ga karuan. Usaha itu ya udah, yang penting halal, jujur.
Agak-agak lupa sih cerita lengkapnya, tapi intinya itu: jangan jadi orang yang ga jujur, percaya bahwa rezeki itu dari Allah, dan rezeki itu bukan semata-mata uang, tapi juga kesehatan, keluarga yang baik, dan lain-lain.
Oke, sekian postingan saya kali ini.
Terima kasih sudah membaca :)
No comments:
Post a Comment